ASSALAM'UALAIKUM

^_^.... thanks for visiting my blog..

Selasa, 28 Februari 2012

TAK STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

SESI 1 MENGENAL HALUSINASI

12 Saraf Otak Kranial

1. Olfaktori -> saraf sensorik, (PENCIUMAN)

2. Optik -> saraf sensorik, (PENGLIHATAN)

3. Okulomotoris -> saraf motorik, (MENGGERAKAN OTOT BOLA MATA)

4. Troklear -> saraf motorik, (MENGGERAKAN OTOT BOLA MATA)

5. Trigeminal -> saraf sensorik, (MENGUNYA, UNTUK RASA)

6. Abdusen -> saraf motorik, (MENGGERAKAN OTOT BOLA MATA)

7. Fasial -> saraf gabungan, (MENGGERAKAN OTOT MUKA, PENGECAPAN. KELENJAR LIUR)

8. Auditori -> saraf sensorik, (PENDENGARAN)

9. Glosofaringe -> saraf gabungan, (RASA, PENGECAPAN, GERAKAN PLANTUM)

10. Vagus -> saraf gabungan, ( SUARA)

11. Aksesori-> saraf motorik, (OTOT BAHU, LEHER)

12. Hipoglosal-> saraf motorik, (LIDAH, MULUT)

Kamis, 02 Februari 2012

Penyakit Diare



1.   Pengertian diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normalnya 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat.
            Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu : diare akut dan diare kronik

2.      Diare akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasite maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal (overflow diarrhea), atau berbagai kondisi lain. Dalam penelitian di RS Persahabatan, Jakarta Timur (1993-1994) terhadap 123 pasien dewasa yang dirawat di bangsal diare akut didapatkan hasil isolasi dengan E.coli (38,29%), V.cholerae Ogawa (18,29%), dan Aeromonas sp.(14,29%) sebagai tiga penyebab terbanyak.
Pathogenesis diare yang disebabkan bakteri terbagi dua, yaitu:
a.       Bakteri noninvasife (enterotoksigenik)
Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkatkan kadar siklik AMP di dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation natrium dan kalium. Bakteri yang termasuk golongan ini adalah V. cholera, Enterotoksigenik E.coli, C.perfringers, S.aureus dan vibrio-nonaglutinabel.
b.      Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lender dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E.coli, S.paratyphi B, S.tyhimurium, S.enteriditis, S.eholer aesuis, Shigela, Yersinia dan C.perfringens tipe C
            Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari. Kekurangan cairan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolic dan menyebab frekuensi pernapasan lebih cepat .
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan Ringer laktat, bila tidak tersedia dapat diberikan cairan NaCl isotonic ditambah satu ampul Na bikabonat 7,5% 50 ml.
3.      Diare kronik
Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu dua minggu.
Diare kronik dibagi tiga, yaitu:
a.       Diare osmotic
Dijelaskan dengan adanya factor malabsorpdi akibat adanya gangguan absorpsi karbohidrat, lemak, atau protein dan tersering adalah malabsopsi lemak. Feses berbentuk steatore
b.      Diare sekretorik